Harapan Bangsa


Zaman teknologi sekarang ini banyak terjadi perubahan, baik itu yang bersifat positif maupun negatif. mirisnya, media berita dapat merubah pola pikir generasi millenial dari berbagai bidang kehidupan, salah satunya adalah bidang pendidikan, degradasi moral akademik telah merajalela, mulai lunturnya adab siswa hingga perilaku kecurangan akademik, rentetan kasus panjang tersebut semakin menambah sejarah kelam dunia pendidikan. 

Hal tersebut menimbulkan satu pertanyaan besar, siapa yang patut disalahkan? 

Peristiwa-peristiwa tersebut menciptakan stigma buruk masyarakat terhadap dunia pendidikan, pendidikan dianggap gagal mendidik dan mencetak siswanya menjadi insan yang mulia, padahal tenaga pendidik telah berupaya maksimal, namun celakanya moral siswa memang telah tergerus dan terdoktrin oleh berbagai pengaruh buruk dari luar.

Lunturnya nilai kesopanan dan adab siswa terhadap gurunya telah menjadi permasalahan yang paling krusial saat ini, khususnya di Indonesia, padahal guru merupakan figur yang patut dihormati dan dihargai, namun sering kita jumpai siswa cenderung kehilangan etika dan sopan santun di hadapan para gurunya, contohnya melawan atau membantah gurunya ketika diberikan nasihat, bahkan tak jarang ditemui kasus pembullyan siswa terhadap gurunya.

Kalimat Tut Wuri Handayani yang getol dengan Ki Hajar Dewantara, seolah telah kehilangan kekuatan magisnya dalam paradigma pendidikan, hal lain yang patut disorot adalah perilaku kecurangan akademik, tentu saja hal tersebut bisa terjadi, pasalnya pendidikan saat ini telah ‘kehilangan jiwa’, yang dimaksud adalah sistem pendidikan yang hanya menekankan hasil akhir, maka tak heran jika siswa saling berlomba-lomba mengejar nilai sempurna meskipun dengan cara yang tidak wajar.
Sejarah perjuangan Indonesia di era lalu banyak sekali membuktikan bahwa, para pemuda muslim sangat berperan penting dalam upaya memperjuangkan kemerdekaan, para pemuda kita telah berani berkorban dan mempertaruhkan nyawa mereka untuk berperang melawan penjajah, Sumpah Pemuda yang terjadi pada 28 Oktober 1928 merupakan salah satu wujud kepedulian mereka dalam rangka memulai langkah perjuangan menuju negara Indonesia yang merdeka.
Beberapa bukti di atas sudah seharusnya menjadikan para pemuda muslim hari ini untuk menyadari akan kekuatannya, dan hal ini hendaknya mampu menggugah semangat mereka untuk segera bangkit dari ketertinggalan ke arah kemajuan.

Pemimpin pada masa masa yang akan datang sebagaimana sering diteriakan: “sosok pemuda sekarang ini adalah sosok pemimpin masa depan",  terlihat dari pemuda seperti sekarang ini berbicara tentang generasi muda, sering kali kita mendapatkan dalam banyak artikel (tulisan) bahkan kita sendiri menyaksikan peran partisipasi pemuda yang sangatlah besar dan berarti dalam membangun, menyumbangkan, dan mendukung perkembangan bangsa mereka.

Pemuda atau kaum Milenial merupakan harapan bangsa yang akan berjuang demi masa depan bangsa, mereka adalah harapan bangsa di masa depan yang lebih cerah, demikian juga mereka dalam waktu yang sama merupakan harapan islam di hari esok yang akan mempertahankan undang undang islam dan melindunginya dari gaya hidup barat yang merusak, yang akan menjadi pemimpin pada masa selanjutnya sebagaimana sering diteriakan: “sosok pemuda sekarang ini adalah sosok pemimpin masa depan.

kaum Milenial atau khususnya pemuda muslim juga dituntut untuk selalu bekerja sama, dalam kerja da’wah untuk menyebarkan syi’ar islam, tugas da’wah adalah kewajiban untuk semua muslim dan merupakan tugas besar yang tidak akan mampu dilakukan dengan seorang diri, maka sangat dibutuhkan penyatuan barisan dan gerakan secara bersama, berjama’ah juga mampu menguatkan pemuda muslim pada ketaatan kepada Allah SWT dan dijauhkan daripada maksiat serta godaan syaitan.
Selain itu pemuda muslim sudah sepatutnya mencontoh pemuda muslim terdahulu, yaitu para pemuda cemerlang di zaman Rasulullah SAW maupun sesudahnya, para pemuda terdahulu berlomba-lomba untuk berkorban serta menyumbangkan jasa untuk pengembangan da’wah islam, pada usia sangat muda mereka sudah mampu memimpin pasukan dan mampu menaklukkan di berbagai wilayah di dunia, misalnya, Musailamah bin Abdul Malik mampu menaklukkan China, Muhammad bin Qasim bin Muhammad menaklukkan India, Musa bin Nusair dan Thariq bin Ziad menaklukkan Andalusia.
Sifat suka meniru budaya kaum barat yang tidak sesuai norma hukum Syar'i, sudah semestinya jangan di tiru atau di contoh, sebagai pemuda muslim hendaknya menjadikan islam sebagai pandangan hidup, karena dengan menjadikan islam sebagai pandangan hidup akan timbul kekuatan yang luar bisa pada diri pemuda muslim, sehingga dengan demikian mampu bangkit untuk mencapai kemajuan.
< Demikian >

Budi Syamsurizal Orangnya supel, suka bergaul, selalu terbuka untuk berbagi dalam hal yang positif, senang mengikuti seputar literasi teknologi yang berbasiskan digital marketing.

0 Response to "Harapan Bangsa"

Post a Comment

Iklan PopAds

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel